Saturday, 27 December 2014

Kondisi Objektif Perpustakaan

Oleh: Didim Dimyati

Pendahuluan
Perpustakaan Desa adalah perpustakaan yang diselenggarakan dipemukiman (Desa/Kelurahan) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat, untuk melayani kebutuhan akan informasi dan bahan bacaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sumber belajar , sebagai sarana rekreasi sehat (intelektual). Sebagaimana yang dinyatakan oleh UNESCO , Perpustakaan Desa merupakan perpustakaan yang terbuka bagi siapa saja dan tidak memandang ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, agama, bahasa, pendidikan dan status sosial. Berkenaan dengan hal tersebut diatas jelas bagaimana peran dari perpustakaan desa itu sendiri. untuk itu perlu saya sampaikan bahwa untuk mensukseskan hal tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung.
Minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Kondisi saat ini tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Direktur Eksekutif Kompas Gramedia, Suwandi S Subrata sebagaimana ditulis dalam laman (www.kompas.com) pada Rabu (23/12) yang menyebutkan bahwa pada tahun 2013 tercatat produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, angka ini sangat memiriskan. Satu buku dibaca 80.000 orang. Jumlah ini sangat tidak masuk akal, katanya.
Untuk itu perlu bagi pemerintah menyelenggarakan pembinaan perpusatakaan didesa seperti pada saat ini telah dijalankan program Perpusru (Pengembangan Perpustakaan Berbasis IT), mengingat pada saat ini teknologi semakin maju dan percepatan waktu sangat cepat, maka perlu bagi pengelola dan objek yang akan disambangi untuk menguasai Ilmu Teknologi selain dari ilmu pengelolaan Perpustakaan desa. Selain itu kondisi Infrastruktur dan fasilitas yang  mendukung masih sangat kurang mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat banyak.
Pembahasan
Seperti apa yang telah diutarakan di atas bahwa masalah utama yang menghambat pengembangan minat dan kebiasaan membaca adalah masalah kelangkaan koleksi bahan bacaan serta faktor budaya membaca, oleh karena itu maka kita perlu memikirkan bagaimana upaya untuk menetapkan suatu strategi yang dapat dianggap efektif untuk menciptakan kebiasaan membaca pada seluruh lapisan masyarakat. Kita berharap agar masyarakat pada saatnya nanti akan menjadi masyarakat pembaca yang handal.
Untuk menciptakan kebiasaan membaca memang memerlukan waktu yang lama. Salah satu hasil pelatihan di Bali: “Pembinaan budaya gemar membaca membutuhkan waktu lama, mungkin melebihi satu generasi” Pendapat ini benar akan tetapi hendaknya kita jangan larut dalam pemikiran seperti ini, sebaiknya kita memikirkan atau mencari solusinya dengan menetapkan berbagai alternatif yang bisa mempercepat upaya untuk membuat seluruh lapisan masyarakat mampu dan ingin selalu membaca. Dalam hal ini beberapa alternatif yang seyogyanya dapat merangsang tercapainya kebiasaan membaca dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Fungsi Perpustakaan Desa Saat Ini

Sumber informasi memiliki tugas ganda:
1.      Menjamin setiap anggota masyarakat sebagai pemakai informasi untuk kepentingannya.
2.      Menjamin informasi sampai kepada pemakai dengan cepat dan dapat dipercaya.
Pada dasarnya manusia membutuhkan informasi, namun kadang dirinya tidak menyadari hal itu. Kebutuhan informasi didorong oleh apa yang disebut Situasi masalah, hal ini terjadi dalam diri manusia yang dirasakan tidak memadai untuk mencapai satu tujuan tertentu dalam hidupnya. Dengan keadaan demikian manusia membutuhkan  input di luar dirinya (external resource). Dan pendapat lain mengatakan bahwa kebutuhan manusia akan informasi didorong oleh pengetahuannya yang kurang, jika seseorang datang ke suatu sistem informasi (perpustakaan) untuk meminta informasi, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut merasa tingkat pengetahuannya tidak cukup untuk menghadapi situasi tertentu pada saat itu,  3 elemen penting dalam proses masuknya informasi ke dalam diri manusia, yaitu:
1.      Kebutuhan informasi merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi kekosongan tertentu dalam diri manusia.
2.      Informasi merupakan sesuatu diantara sumber eksternaldan “tempat kosong” di dalam pikiran manusia.
3.      Dengan demikian, informasi terjadi pada saat manusia memindahkan sesuatu dari sumber eksternal ke dalam pikirannya; informasi bukan berada di dalam sumber eksternal.
Perpustakaan akan memainkan perannya jika didalamnya terdapat pustakawan yang sangat penting keberadaan dan perannya, karena tugas pustakawan adalah menyediakan media dan data bibliografi serta memahami sejelas mungkin kebutuhan pemakainya, lalu menciptakan fasilitas semudah mungkin bagi pemakai agar ia dapat memenuhi kebutuhannya. Data bibliografi, sebagai bagian tak terpisahkan dari media koleksi perpustakaan, menyediakan kesempatan bagi pemakai perpustakaan untuk menggali informasi sesuai dengan kebutuhan.
Walaupun pada kenyataanya pemerataan perpustakaan desa sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan anak bangsa, belum merata di semua wilayah kesatuan Republik Indonesia, namun tuntutan akan kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan dalam diri manusia semakin kompleks seiring perkembangan IPTEK dan ledakan informasi. Kelambanan pemerataan hanya akan menciptakan masyarakat tertinggal dan bodoh, selanjutnya tujuan untuk menciptakan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan tidak akan pernah tercapai. Kandungan UU Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan sampai saat ini telah berusia 4 tahun.




Friday, 26 December 2014

LOVE"

Oleh: KRISNA MURTI

Tuntutan akan keamanan dalam antar-hubungan, tak bisa tidak
menimbulkan kesengsaraan dan ketakutan. Pencarian keamanan ini
mengundang ketidak-amanan. Pernahkah Anda menemukan keamanan di
dalam salah satu hubungan Anda? Pernahkah? Kebanyakan dari kita
menginginkan keamanan dalam hal mencintai dandalam hal dicintai,
tetapi apakah ada cinta bila kita masing-masing orang mencari
keamanannya sendiri, jalannya sendiri yang khusus? Kita tidak dicintai
karena kita tak tahu bagaimana mencintai.

Apakah cinta itu? Perkataan ini telah begitu membingungkan  dan
rusak artinya, sehingga aku sebetulnya enggan menggunakannya. Setiap
orang berbicara tentang cinta  -setiap majalah dan surat kabar dan setiap
penyebar agama tak habis-habisnya membicarakan cinta. Aku cinta
negeriku, aku cinta rajaku, aku cinta buku tertentu, aku cinta gunung itu,
aku cinta kenikmatan, aku cinta isteriku, aku cinta Tuhan. Apakah cinta itu
sebuah ide? Bila demikian, maka ia dapat dikembangkan, dipupuk,
ditimang-timang, dipindah-pindah, diputar-balik sekehendak hati Anda.
Jika Anda berkata Anda cinta Tuhan, apa itu artinya? Itu berarti bahwa
Anda cinta pada sebuah projeksi khayalan Anda sendiri, sebuah projeksi
dari diri Anda sendiri, dalam selubung berbagai bentuk kemuliaan, sesuai
dengan apa yang Anda anggap luhur dan suci; maka bila Anda berkata
"Aku cinta Tuhan", itu omong kosong belaka. Bila Anda memuja Tuhan,
Anda memuja diri sendiri dan itu bukanlah cinta.

Karena kita tak mampu memecahkan masalah kemanusiaan yang
disebut cinta ini, kita lari ke dalam berbagai macam abstraksi. Cinta
mungkin merupakan pemecahan terakhir dari segala kesulitan, persoalan
dan jerih payah manusia, maka bagaimanakah cara kita menemukan apa
cinta itu? Apakah dengan sekedar memberinya sebuah definisi? Gereja
telah mendefinisikannya dengan cara tertentu, masya rakat dengan cara
lainnya, dan terjadilah segala macam penyimpangan dan pemutarbalikan.
Memuja seseorang, tidur dengan seseorang, tukar-menukar perasaan,
persahabatan -apakah itu yang kita maksud dengan cinta? Semua itu telah

menjadi norma, pola, dan cinta telah menjadi sesuatu yang begitu luar
biasa pribadinya, sensual, dan terbatas, hingga agama-agama telah
menyatakan bahwa cinta itu sesuatu yang jauh lebih daripada itu. Di dalam
sesuatu yang mereka sebut cinta manusiawi, mereka melihat adanya
kesenangan, persaingan, kecemburuan, keinginan untuk memiliki, untuk
mempertahankan, untuk mengontrol dan mencampuri pikiran orang lain,
dan dengan memahami kompleksitas semuanya ini mereka berkata harus
ada cinta jenis lain, cinta keTuhanan, yang indah, tak bernoda, tidak jahat.
Di seluruh dunia, mereka yang dianggap orang-orang suci telah
mempertahankan pendirian, bahwa mengamati seorang wanita adalah
sesuatu yang salah samasekali: mereka berkata bahwa Anda tak akan bisa
mendekati Tuhan bila Anda melibatkan diri dalam seks, sebab itu mereka
telah membuang seks walaupun mereka digerogoti habis-habisan oleh
seks. Tetapi dengan mengingkari seksualitas itu mereka telah mencukil
matanya dan memotong lidahnya sendiri karena mereka telah mengingkari
keseluruhan keindahan  bumi. Mereka adalah manusia-manusia yang telah
kering; mereka telah membuang keindahan karena keindahan telah mereka
asosiasikan dengan wanita.

Dapatkah cinta dibagi-bagi menjadi yang suci dan yang duniawi, yang
manusiawi dan yang Illahi, ataukah yang adaitu hanya cinta saja? Apakah
cinta itu terhadap satu orang dan tidak terhadap banyak orang? Bila aku
berkata: "aku cinta padamu", apakah itu berarti bahwa aku tidak mencintai
orang lain? Apakah cinta bersifat pribadi atau tidak bersifat pribadi?
Bersifat  moral atau immoral? Bersifat keluarga atau non-keluarga? Bila
Anda mencintai umat manusia, dapatkah Anda mencintai seorang manusia
tertentu? Apakah cinta itu perasaan? Apakah cinta itu emosi? Apakah cinta
itu kesenangan dan keinginan? Bukankah semua pertanyaan ini
menunjukkan, bahwa kita mempunyai ide-ide tentang cinta, ide-ide
tentang apa yang seharusnya demikian atau yang tidak seharusnya
demikian, sebuah pola atau kode yang telah dikembangkan oleh
kebudayaan dimana kita hidup.

Jadi untuk menyelami masalah tentang apakah cinta itu, kita pertama-tama harus membebaskan kata cinta dari endapan berabad-abad, membuang semua ide dan ideologi tentang apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya  -cinta itu. Membagi apapun ke dalam keadaan bagaimana seharusnya hal itu dan keadaan sebenarnya, adalah sikap yang
paling menyesatkan terhadap hidup.
Kini bagaimana cara aku menyelidiki tentang apa kasih yang kita sebut
cinta ini  -bukan bagaimana cara menyatakannya kepada orang lain,
melainkan tentang arti cinta itu sendiri. Pertama-tama aku akan menolak
apa yang telah dikatakann oleh gereja, masyarakat, orang tua dan teman-teman, apa yang telah dikatakan oleh setiap orang dan oleh setiap buku
tentang cinta, karena aku hendak menyelidiki bagiku sendiri apa arti cint a.
Di sini terdapatlah satu persoalan maha besar yang menyangkut
keseluruhan umat manusia; beribu-ribu cara telah digunakan untuk
mendefinisikannya dan aku sendiri telah terjebak dalam satu atau lain pola
yang sesuai dengan kesukaan atau kesenanganku pada  saat tertentu. Maka
supaya dapat memahaminya, bukankah pertama-tama aku harus
membebaskan diriku dari semua kencenderungan dan semua prasangkaku
sendiri? Aku bingung, terkoyak-koyak oleh keinginan-keinginanku sendiri,
maka aku berkata kepada diriku: "Pertama-tama jernihkanlah dulu
kebingunganmu itu. Mungkin engkau bisa menemukan apa cinta itu
melalui apa yang bukan cinta".
Pemerintah berkata: "Pergi dan bunuhlah demi cinta terhadap
negaramu". Apakah itu cinta? Agama berkata: "Hentikanlah seks demi
cinta terhadap Tuhan". Apakah itu cinta? Apakah cinta itu keinginan?
Janganlah berkata tidak. Bagi kebanyakan diantara kita itulah cinta  -keinginan yang mengandung rasa senang, rasa senang yang diperoleh
melalui panca-indera, melalui ikatan-ikatan dan kepuasan seksual. Aku
tidak menentang seks, tetapi lihatlah apa yang terlibat di dalamnya. Yang
diberikan seks kepada Anda untuk waktu sebentar adalah penghapusan diri
Anda sendiri secara total, kemudian Anda kembali lagi dengan kekacauan
Anda, maka Anda menginginkan pengulangan berkali-kali dari keadaan
yang tidak mengandung kesusahan, persoalan, dan rasa diri itu. Anda
berkata Anda cinta pada isteri Anda. Di dalam cinta itu terkandung
kesenangan seksual, kesenangan memiliki seseorang di rumah yang dapat
menjaga anak-anak, yang memasak. Anda tergantung pada istri Anda; ia
memberi Anda tubuhnya, perasaannya, dorongannya, suatu perasaan aman
dan sejahtera tertentu. Kemudian ia berbalik dari Anda; ia menjadi bosan
atau pergi kepada orang lain, dan seluruh keseimbangan p erasaan Anda
hancur, dan gangguan ini, yang tidak Anda sukai, disebut kecemburuan. Di
dalamnya terkandung rasa sakit, kekuatiran, kebencian dan kekerasan. Jadi yang Anda katakan sebenarnya ialah: "Selama engkau milikku, aku cinta
padamu tetapi pada saat engkau berhenti menjadi milikku, aku mulai
membencimu. Selama aku bisa mengandalkanmu dalam hal memenuhi
tuntutan-tuntutanku, yang seksual dan yang bukan, aku mencintaimu,
tetapi saat engkau berhenti menyediakan apa -apa yang kuinginkan aku tak
menyukaimu". Jadi diantara Anda berdua terdapat pertentangan, terdapat
pemisahan, dan pada waktu Anda merasa terpisah dari orang lain, maka di
situ tak ada cinta. Tetapi bila Anda bisa hidup dengan isteri Anda tanpa
pikiran yang menciptakan semua keadaan yang bertentangan ini,
pertengkaran yang tak berkesudahan di dalam diri Anda sendiri, maka
barangkaliAnda akan tahu apa itu cinta. Anda sungguh-sungguh bebas
dan demikian pulalah dia, sedangkan bila Anda tergantung padanya demi
semua kesenangan Anda, Anda adalah budaknya. Jadi apabila orang cinta
maka pastilah ada kebebasan, bukan saja dari orang lain melainkan juga
dari diri orang itu sendiri.
Menjadi milik orang lain, dipupuk secara psikologis oleh orang lain,
tergantung pada orang lain  -dalam semuanya ini selalu terdapat
kekuatiran, ketakutan, iri hati, rasa bersalah, dan selama ada ketakutan, di
situ tak ada cinta; batin yang terlanda derita tak mungkin tahu apa cinta itu;
sentimentalitas dan emosionalitas tak berhubungan sedikitpun dengan
cinta. Maka cinta sedikitpun tak ada hubungannya dengan kesenangan dan
keinginan.
Cinta bukan buah pikiran yang merupakan sesuatu yang lampau.
Pikiran tak mungkin mengembangkan cinta. Cinta tak bisa dikurung dan
ditangkap dalam kecemburuan, karena kecemburuan adalah sesuatu dari
masa lampau. Cinta selalu ada di waktu kini yang aktif. Cinta bukannya
"Aku akan mencintai" atau "Aku telah mencintai". Bila Anda tahu apa itu
cinta, Anda tak akan mengikuti siapapun juga. Cinta tidak menurut. Bila
Anda cinta, maka tak ada hormat ataupun tidak hormat.
Tidakkah Anda tahu apa arti sebenarnya dari mencintai seseorang  -mencintai tanpa rasa benci, tanpa rasa cemburu, tanpa marah, tanpa hendak
mencampuri apa yang sedang dilakukan atau dipikirkannya, tanpa
menyalahkan, tanpa membandingkan  -tak tahukah Anda apa artinya itu?
Dimana ada cinta adakah disitu pembandingan? Bila Anda mencintai
seseorang dengan sepenuh hati Anda, dengan seluruh jiwa Anda, dengan
seluruh badan Anda, dengan keseluruhan hidup Anda, apakah ada
71
pembandingan? Bila diri Anda lenyap sama sekali bagi cinta kasih itu,
maka disitu orang lain tiada.
Apakah cinta mempunyai tanggung jawab dan kewajiban, dan apakah
ia akan menggunakan kata-kata itu? Bila Anda mengerjakan sesuatu
karena itu kewajiban Anda, adakah cinta disitu? Di dalam  kewajiban tak
ada cinta. Struktur satu kewajiban yang mencekal seorang manusia,
menghancurkan manusia itu. Selama Anda terpaksa melakukan sesuatu
karena itu kewajiban Anda, Anda tidak cinta akan apa yang Anda sedang
lakukan. Bila Anda cinta, maka tak ada kewajiban dan tak ada tanggung
jawab.
Sayanglah, bahwa kebanyakan orang tua mengira, bahwa mereka
bertangung jawab atas anak-anaknya dan rasa tanggung jawab mereka itu
berupa nasehat-nasehat tentang apa yang harus dilakukan anak-anak itu
dan apa yang tak boleh dilakukan; tentang seharusnya menjadi apa mereka
itu, dan apa yang seharusnya tidak menjadi idam-idaman mereka. Para
orang tua menghendaki supaya anak-anaknya mempunyai kedudukan yang
aman dalam masyarakat. Yang mereka sebut tanggung jawab adalah
bagian dari kehormatan yang mereka puja; dan menurut pandanganku,
dimana ada kehormatan disitu tidak ada ketertiban; orang tua hanya
memikirkan tentang bagaimana caranya menjadi seorang borjuis yang
sempurna. Pada waktu mereka mempersiapkan anak-anaknya supayabisa
cocok dengan masyarakat, mereka mengabadikan peperangan, konflik dan
keganasan. Itukah yang Anda sebut kepedulian dan cinta?
Peduli yang sebenarnya, ialah peduli seperti yang Anda rasakan bagi
sebuah pohon atau tanaman, Anda menyiramnya, mempelajarikebutuhan-kebutuhannya, tanah mana yang terbaik baginya, menjaganya dengan
kelembutan dan kehalusan  -tetapi bila Anda mempersiapkan anak-anak
Anda supaya cocok dengan masyarakat, Anda mempersiapkan mereka
untuk dibunuh. Bila Anda cinta pada anak-anak Anda, maka tak akan ada
perang. Bila Anda kehilangan seseorang yang Anda cintai, Anda mencucurkan
air mata -apakah air mata itu bagi Anda sendiri atau bagi orang yang telah
meninggal itu? Apakah Anda menangis bagi diri Anda sendiri atau bagi
orang lain? Pernahkah Anda mentangisi anak laki-laki Anda yang terbunuh
di medan perang? Anda memang menangis, tetapi apakah air mata Anda keluar dari rasa iba diri, ataukah Anda menangis karena seorang manusia
telah terbunuh? Bila Anda menangis karena rasa iba diri,  -maka air mata
Anda itu tak ada artinya, karena Anda memikirkan diri Anda sendiri. Bila
Anda menangis  -karena maut telah merenggut nyawa seseorang yang
padanya telah Anda tanamkan sebagian besar rasa kasih Anda, itu
bukanlah benar-benar rasa kasih. Bila Anda menangis untuk saudara Anda
yang meninggal, menangislah untuk dia.Menangis untuk diri Anda sendiri
karena ia telah pergi mudah sekali. Rupa-rupanya Anda menangis karena
hati Anda tersentuh, tetapi tersentuh bukan untuk dia; hati Anda hanya
tersentuh oleh rasa iba diri dan rasa iba diri membuat Anda keras,
mengurung Anda, membuat Anda tumpul dan bodoh.
Bila Anda menangis untuk diri Anda, apakah itu cinta  -menangis
karena Anda kesepian, karena Anda telah ditinggalkan, karena Anda tidak
berkuasa lagi  -mengeluh tentang nasib Anda, keadaan sekitar Anda  -selalu diri Andayang mencucurkan air mata? Bila Anda mengerti ini, yang
berarti mengadakan kontak dengan hal ini selangsung Anda menyentuh
sebuah pohon atau sebuah tiang atau sebuah tangan, maka Anda akan
melihat bahwa penderitaan itu diciptakan sendiri, penderitaan diciptakan
oleh pikiran, penderitaan timbul karena ada jarak waktu. Aku telah hidup
bersama saudaraku tiga tahun yang lalu, sekarang ia telah meninggal,
sekarang aku kesepian, susah, tak ada orang yang dapat menghiburku atau
yang dapat menemaniku, dan karena itulah aku menangis.
Anda bisa melihat semua ini berlangsung di dalam diri Anda, bila
Anda mengamatinya. Anda dapat melihatnya sepenuhnya, selengkapnya,
dalam satu pandangan saja, tanpa menggunakan waktu analitis. Anda dapat
melihat dalam satu saat keseluruhan struktur dan sifat benda kecil dan
remeh yang disebut ‘aku’, airmataku, keluargaku, bangsaku,
kepercayaanku, agamaku  -segala sesuatu yang buruk itu  -semuanya itu
terdapat di dalam diri Anda. Bila Anda melihat dengan hati Anda, tidak
dengan pikiran Anda, bila Anda melihatnya dari dasar hati sanubari Anda,
maka Anda telah memegang kunci yang akan mengakhiri penderitaan.
Penderitaan dan cinta tak dapat ada bersama-sama, tetapi di dalam
dunia Kristen orang telah menjadikan penderitaan sebuah ideal,
meletakkannya di atas salib dan memujanya yang berarti, bahwa Anda tak
pernah bisa terlepas dari penderitaan kecuali melalui pintu khusus itu, dan
inilah keseluruhan struktur dari masyarakat religius yang memeras.
73
Jadi bila Anda bertanya apa itu cinta, Anda mungkin terlalu takut
untuk melihat jawabannya. Jawaban itu mungkin berarti suatu
pendobrakan total; jawaban itu mungkin memecah-belah keluarga; Anda
mungkin menemukan bahwa Anda tidak mencintai isteri atau suami, atau
anak-anak Anda  -betulkah demikian? Anda mungkin harus
menghancurkan rumah yang telah Anda bangun, Anda mungkin tak akan
pernah lagi kembali ke tempat pemujaan.
Tetapi bila Anda tetap ingin menyelidiki, Anda akan melihat bahwa
ketakutan itu bukan cinta, ketergantungan itu bukan cinta, cemburu bukan
cinta, nafsu memiliki dan menguasai bukanlah cinta, iba diri bukan cinta,
siksaan karena tidak dicintai bukan cinta, cinta bukannya lawan kebencian
seperti halnya rasa rendah hati itubukan kebalikannya keangkuhan. Maka
bila Anda bisa menghilangkan ini semua, tidak dengan memaksa tetapi
dengan membersihkannya sebagai halnya hujan mencuci bersih sehelai
daun dari debu berhari-hari, maka barangkali Anda akan sampai pada
bunga aneh ini yang senantiasa didambakan manusia.
Bila pada Anda tak ada cinta  -bukan hanya setetes demi setetes
melainkan berlimpah-limpah  -bila Anda tak dipenuhi oleh cinta  -dunia
akan hancur. Anda tahu secara intelektual bahwa kesatuan umat manusia
adalah essensiildan bahwa cinta merupakan satu-satunya jalan. Tetapi
siapakah yang akan mengajarkan kepada Anda bagaimana caranya
mencintai? Apakah ada satu otoritas, satu metode, satu sistem apapun yang
akan memberitahu Anda bagaimana cara mencintai? Bila ada seseorang
memberitahu Anda, itu bukanlah cinta. Dapatkah Anda berkata: "Aku akan
berlatih untuk mencintai. Aku akan duduk berhari-hari dan berpikir
tentang cinta. Aku akan melatih diriku untuk menjadi baik dan halus budi
dan memaksa diriku untuk menaruh perhatian pada orang-orang lain?"
Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa Anda dapat mendisiplin diri
Anda untuk bisa mencintai, melatih kemauan Anda untuk bisa mencintai?
Jika Anda mendisiplinkan diri Anda dan melatih kemauan Anda supaya
bisa mencintai, cinta akan keluar melalui jendela. Dengan mempraktekkan
suatu metode atau sistim untuk mencintai, Anda mungkin bisa menjadi
luar biasa pandainya atau hati Anda menjadi lebih baik atau mencapai
suatu keadaan non-kekerasan, tetapi hal itu sedikit pun tak ada
hubungannya dengan cinta.
74
Di dunia gersang yang koyak-koyak ini tak ada cinta, sebab
kesenangan dan keinginan memegang peranan yang terbesar; padahal
tanpa cinta, kehidupan Anda sehari-hari tak ada artinya. Dan Anda tak
mungkin punya cinta bila tak ada keindahan. Keindahan bukannya sesuatu
yang Anda lihat  -bukan sebuah pohon yang indah, seorang wanita yang
cantik. Keindahan hanya ada bila hati dan kalbu Anda tahu apa cinta itu.
Tanpa cinta dan rasa keindahan tak ada kebajikan, dan Anda tahu benar
bahwa, apapun yang hendak Anda lakukan, memperbaiki masyarakat,
memberi makan orang-orang miskin, Anda hanya akan menciptakan
keonaran yang lebih banyak lagi karena tanpa cinta, yang ada di dalam hati
dan kalbu Anda sendiri hanyalah kemiskinan dan keburukan. Tetapi bila
ada cinta dan keindahan, apapun yang Anda lakukan adalah benar, apapun
yang Anda lakukan adalah beres. Bila Anda tahu bagaimana mencintai,
maka Anda bisa melakukan apa yang Anda inginkan, karena hal itu akan
memecahkan semua persoalan lainnya.
Maka sampailah  kita pada titik: dapatkah batin bertemu dengan cinta
tanpa disiplin, tanpa pikiran, tanpa paksaan, tanpa buku apapun, tanpa guru
atau pemimpin  -bertemu dengan cinta seperti halnya orang bertemu
dengan keindahan terbenamnya matahari?
Menurut pandanganku,  satu hal yang mutlak perlu ialah semangat
besar tanpa motif -bukan semangat untuk menepati sebuah janji atau demi
keterikatan apapun, bukan semangat nafsu. Orang yang tidak tahu apa
semangat yang besar itu, tidak tahu apa itu cinta, sebab cinta hanya dapa t
mewujud bila ada penghapusan diri yang menyeluruh.
Batin yang mencari bukanlah batin yang bersemangat, dan sampai
kepada cinta tanpa mencarinya adalah satu-satunya jalan untuk
menemukannya  -untuk sampai kepada cinta tanpa pengetahuan, dan
bukan sebagaihasil suatu upaya atau pengalaman apapun. Anda akan
mengetahui, bahwa cinta semacam itu bukanlah bersifat waktu; cinta
semacam itu adalah kedua-duanya: cinta pribadi dan cinta non-pribadi,
adalah cinta bagi yang satu dan cinta bagi yang banyak. Sebagai sekuntum
bunga yang berbau harum, Anda dapat menciumnya atau melewatinya
saja. Bunga itu ada bagi setiap orang dan bagi seseorang yang mau
menghirup harumnya dalam-dalam, dan memandangnya dengan keriangan
hati. Apakah orang berada sangat dekat padanya di kebun, atau jauh, hal
75
itu sama saja bagi si bunga, karena ia penuh dengan keharumannya dan
karena itu ia membaginya dengan setiap orang.
Cinta adalah sesuatu yang baru, segar, hidup. Ia tak berhari kemarin
dan tak berhari esok. Ia di luar segala kekalutan pikiran. Hanya batin yang
murnilah tahu apa itu cinta, dan batin murni itu dapat hidup di dalam dunia
yang tidak murni. Mendapatkan benda yang luar biasa yang telah dicari-cari manusia dengan tak henti-hentinya melalui pengorbanan, melalui
pemujaan, melalui  hubungan, melalui seks, melalui setiap bentuk
kesenangan dan kesusahan itu, hanyalah mungkin bila pikiran bisa
mengerti dirinya sendiri dan berhenti secara wajar. Barulah cinta tidak
mempunyai lawan, barulah cinta tidak mengandung konflik.
Anda mungkin bertanya: "Bila aku menemukan cinta semacam itu,
apakah yang akan terjadi dengan isteriku, anak-anakku, keluargaku?
Mereka harus hidup aman”. Bila Anda mengajukan pertanyaan semacam
itu, maka Anda belum pernah berada di luar alam pikiran, di luar medan
kesadaran. Bila Anda pernah berada di luar medan itu, Anda tak mungkin
mengajukan pertanyaan semacam itu, karena Anda akan tahu apa itu cinta
yang tidak mengandung pikiran, dan karenanya tanpa waktu. Anda
mungkin saja membaca semuanya ini dengan perasaan yang terhipnosa
dan terpesona, tetapi betul-betul berada di luar pikiran dan waktu  -yang
berarti keluar dari kesedihan  -ialah menyadari, bahwa ada dimensi lain
yang disebut cinta.
Tetapi Anda tak tahu bagaimana supaya sampai pada sumber yang luar
biasa itu  -  jadi apakah yang Anda lakukan? Bila Anda tak tahu apa yang
akan Anda lakukan, Anda tak berbuat apa-apa, bukan? Samasekali tak
berbuat apa-apa. Maka batin Anda betul-betul tenang. Mengertikah Anda
apa artinya itu? Itu berarti bahwa Anda tidak mencari, tidakmenginginkan,
tidak mengejar apa pun; di situ samasekali tak ada pusat. Maka yang ada
ialah cinta.

KELOMPOK KERJA GURU

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan di Indonesia sangat memprihatikan dari mulai system yang bokbrok, pemerintah yang kurang perhatian, guru yang tidak bermutu dan siswa yang kurang bersemangat untuk belajar membuat keterpurukan di Indonesia semakin meningkat, untuk itu perlu adanya sebuah penelitian dan penyelesaian dari setiap masalah itu dan menjadi sebuah solusi pula.
Dalam sejarahnya pendidikan di Indonesia dari mulai kemerdekaan sebenarnnya sudah 69 tahun menjalankan pendidikan ini namun tidak ada perubahan yang signifikan yang berarti, maka disini perlu adanya sebuah terobosan baru yang dapat mengetahui apa saja yang dapat berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia, maka dalam kaitannya dengan masalah tersebut penulis mencoba mengungkapkan beberapa hal disini, yaitu untuk menunjang pendidikan yang baik sehingga menghasilkan output yag berkualias.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran salah satunya yaitu  professional guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Menurut Dirjen Dikdasmen tahun 1996/1997 Kelompok kerja guru (KKG) adalah kelompok kerja yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru murid, metode mengajar, dan lain lain yang berfokus pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang aktif.

Kelompok Kerja Guru merupakan organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan. Organisasi ini pertama kali lahir dibidani oleh PEQIP dan SEQIP. Setelah PEQIP dan SEQIP selesai, tampaknya KKG masih cukup melekat di hati para guru. Kelompok Kerja Guru, adalah suatu organisasi profesi guru non yang bersifat struktural yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah, di suatu wilayah atau gugus sekolah sebagai wahana untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran.
B.            Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Kelompok Kerja ?
2.      Apa Pengertian Guru ?
3.      Apa pengertian Kualitas Pembelajaran ?
4.      Apa Manfaat Kelompok Kerja Guru Terhadap kualitas pembelajaran ?

C.           Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Kelompok Kerja
2.      Untuk Mengetahui Pengertian Guru
3.      Untuk Mengetahui Kualitas Pembelajaran
4.      Untuk Mengetahui  Manfaat Kelompok Kerja Guru Terhadap kualitas pembelajaran
5.      Bahan wawasan pembelajaran dan pengetahuan
D.           Metode Penulisan

Metode dalam penulisan karangan Ilmiah ini adalah metode deskriftif kualitatif, dimana permasalahan bersifat apa adanya atau aktual dengan di iringi interprestasi rasional yang mampu dipertanggung jawabkan. Adapun sumber informasi diperoleh melalui studi kepustakaan.















BAB II
KERANGKA TEORITIS

A.           Pengertian kelompok kerja
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Jersey Prentice( 2003;hal:56).
 Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.

Kelompok terdiri dari dua atau lebih orang, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu. Schein mengatakan bahwa kelompok adalah: “any number of people who interect with one another, are psychologically awere of one another, and perceive themselves to be a group.” Kelompok adalah sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain yang secara psikologikal sadar satu sama lain, dan mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok. Dari definisi kelompok yang dikemukakan oleh Robbins dan Schein dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain sekaligus mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok yang datang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
(http://rokokdankorek.blogspot.com/2012/12/organisasi-dan-kelompok-kerja.html)
Dari pemaparan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok kerja adalah sekumpulan  2 orang atau lebih melakukan kerjasama dan saling memilkiki komitmen untuk mencapai tujuan yang telah disepkati bersama dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kelompok kerja ini ini mengutamakan kerjasama satu sama lain dan saling kebergantungan untuk mencapai tujuannya, tujuan dari kelompok kerja ini biasanya untuk mepermudah dalam hal pekerjaan.
B.     Pengertian Guru
Guru (dari Sanskerta: yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Guru)
Guru juga dapat diartikan seseorang yang memegang jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru. Menjadi seorang guru dibutuhkan syarat-syarat khusus. Apa lagi jika menjadi seorang guru yang profesional maka harus menguasai seluk beluk pendidikan serta mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.  (http: / /koffieenco .blogspot. com /2013 / 07 / pengertian –dan –definisi-guru.html)
Dari dua pengertian diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa guru adalah seseorang yang memegang profesi atau jabatan seorang guru, bisa juga disebt guru karena dia mempunya keahlian dalam hal mendidik atau mengajar dalam sebuah lembaga atau pun tidak dalam sebuah lembaga. Guru tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
C.    Pengertian Peningkatan kualitas Pembelajaran
Pengertian kualitas memiliki konotasi yang bermacam-macam tergantung orang yang memakainya. Kata mutu diambil dari bahasa latin “Qualis” yang artinya what kind of (tergantung dengan kata apa yang mengikutinya). Pengertian mutu sendiri menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Sedangkan menurut Juran, mutu ialah kecocokan dengan kebutuhan. Sallis (2003) mengemukakan bahwa mutu adalah konsep yang absolut dan relatif. Mutu yang absolut adalah mutu yang mempunyai idealisme tinggi dan berstandar tinggi yang harus dipenuhi, dengan sifat produk bergengsi yang tinggi. Sedangkan mutu relatif adalah sebuah alat yang sudah ditetapkan dan harus memenuhi standar yang telah dibuat. Rohiyat (2008:hal 57 ).
Pengertian Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran)
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan mutu Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
D.    Manfaat kelompok kerja guru dalam peningkatan pembelajaran
Tujuan memiliki peranan penting dalam setiap kegiatan pendidikan. Dengan tujuan yang jelas, maka akan jelas pula ke mana organisasi akan diarahkan. Tujuan juga akan mempertegas bagaimana perubahan yang diinginkan dari seluruh anggota organisasi ke arah yang lebih baik pada masa yang akan datang. Demikian jugalah halnya bahwa pembentukan  kelompok kerja guru juga mempunyai tujuan tertentu, diantaranya adalah:
1.      Meningkatkan kemampuan guru dalam bidang pengetahuan umum. Artinya adalah melalui  Kelompok kerja guru  kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah pengetahuan guru tentang informasi, isu-isu dan kejadian-kejadian sosial, kemajuan-kemajuan dan penemuan-penemuan baru yang ada hubungannya dengan pembelajaran dapat bertambah, hal ini dapat terlaksana melalui kegiatan diskusi, seminar atau training di  Kelompok kerja guru.
2.      Meningkatkan pengetahuan guru dalam menyusun Administrasi Pembelajaran. Selain tugas mengajar guru juga harus menyusun dan mempersiapkan kelengkapan administrasi kelasnya, membuat daftar kelas, daftar nilai, menyusun format penilaian, menyusun berkas nilai dan pekerjaan lainnya. Teknik dan cara pembuatan administrasi tersebut mungkin tidak dapat dipahami oleh guru di sekolahnya, seentara melalui  Kelompok kerja guru hal-hal tersebut dapat terselesaikan dengan tuntas.
3.       Meningkatkan pengetahuan guru dalam melaksanakan manejemen kelas. Sebagai pemimpin kelas guru harus mampu mengatur seluruh kegiatan belajar agar berjalan secara kondusif dan bernilai guna. Pengaturan ini memerlukan ilmu manejemen. Melalui Kelompok kerja guru dapat dibicarakan lebih lanjut tentang bagaimana memanejemen kelas dengan baik.
4.      Meningkatkan kepandaian guru dalam merancang, membuat dan menyusun alat-alat atau media yang dipergunakan dalam pembelajaran.
5.      Meningkatkan keyakinan dan harga diri guru. Dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui Kelompok kerja guru dengan sendirinya kemampuan tersebut akan meningkatkan keyakinan diri guru dalam melaksanakan pembelajaran. Meningkatnya keyakinan diri guru atas dasar meningkatnya pengetahuan dengan sendirinya juga harga dirinya akan naik.
Secara Umum Kelompok kerja guru dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Sebagai tempat pembahasan dan pemecahan masalah bagi para guru yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas tentu beragam bentuk dan modelnya. Penganganan terhadap setiap persoalanpun untuk mencari jalan keluar jelas akan berbeda dengan persoalan lainnya. Dapat dipahami bahwa semua guru belum tentu berpengalaman seperti layaknya guru-guru senior yang mungkin saja memiliki lebih banyak teknik dan cara-cara dalam mengatasi persoalan terlebih-lebih persoalan belajar mengajar. Untuk itulah guru-guru baru atau guru lain yang memiliki persoalan yang menurutnya sulit dapat dipecahkan melalui Kelompok kerja guru dengan cara berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru lainnya.
Sebagai wadah kegiatan para guru yang tergabung dalam satu gugus yang ingin meningkatkan profesionalnya secara bersama-sama. Peningkatan profesional guru memang suatu keharusan, dan sekolah pada dasarnya mempunyai kewajiban dalam hal itu. Akan tetapi melalui Kelompok kerja guru kewajiban sekolah dalam peningkatan kualitas guru dapat diwujudkan. Jadi sekolah tidak terlalu repot mengadakan berbagai macam pelatihan, cukup dengan mengutus gurunya mengikuti program Kelompok kerja guru. Sebagai tempat penyebaran informasi tentang pembaharuan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan usaha peningkatan hasil belajar.Penigkatan hasil pembelajaran melalui pembaharuan pendidikan dapat diwujudkan melalui  Kelompok kerja guru. Caranya adalah menyerap informasi sebanyak-banyaknya tentang format-format dan strategi pembaharuan pendidikan yang kemudian dapat diaplikasikan atau dipraktekkan di sekolah masing-masing.
Sebagai pusat kegiatan praktek pembuatan alat peraga, penggunaan perpustakaan serta perolehan berbagai keterampilan mengajar maupun pengembangan administrasi kelas. Perbedaan materi ajar mengakibatkan adanya perbedaan alat peraga yang digunakan. Guru harus jeli menggunakan setiap alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran, sebab kalau tidak alat peraga bukanlah menambah efektivitas pembelajaran akan tetapi berpeluang menjadi sumber gangguan dalam pembelajaran. Disisi lain guru mungkin saja masih banyak yang tidak menggunakan alat peraga sebagai alat bantu belajar padalah hal itu sangat penting. Untuk itulah melalui Kelompok kerja guru beberapa keterampilan dalam membuat alat peraga atau keterampilan lainnya dapat dipelajari. Mengenai hal ini Nadriansyah (1993 hal: 45) mengatakan: Melalui kelompok kerja yang dimaksud banyak kreativitas yang dapat dikembangkan, seperti merancang pengajaran, merancang alat peraga, merumuskan mekanisme kegiatan belajar mengajar dan membuat rumusan tata cara menindak lanjuti hasil karya guru dan siswa.
Memberikan kesempatan kepada guru yang kreatif dan inovatif untuk berbagi pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan profesional kepada sesama teman sejawat dan mendiskusikan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dalam usaha meningkatkan mutu pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan. Dalam pelaksanaannya kelompok kerja guru mempunyai kewenangan dalam penyusunan dan pelaksanaan berbagai kegiatan. Kewenangan kelompok kerja guru tersebut adalah:
1.      Menyusun program pembelajaran Setiap guru harus mempunyai program pembelajaran sebelum guru mulai mengajar di kelas, seorang guru harus mampu menyusun program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan sesuai dengan kondisi murid dan keadaan lingkungan setempat agar murid lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang diterimanya.
2.      Penyusunan program pembelajaran disusun secara bersama-sama oleh para guru, berdasarkan kelas dan berdasarkan mata pelajaran yang dipegang oleh guru dalam satu gugus dengan tujuan penyeragaman materi pembelajaran sehingga para guru bisa bekerja sama pada kegiatan Kelompok Kerja Guru dalam mengatasi berbagai persoalan yang ditemui dalam pemilihan materi dan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
3.      Dalam kegiatan kelompok kerja guru, guru diberikan wewenang atau kesempatan dalam mengembangkan materi dan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi murid. Dalam pemilihan materi dan metode pembelajaran, guru tidak harus terikat pada kurikulum yang disediakan, tapi guru boleh mengembangkan materi pelajaran dan membaginya kepada teman sejawat. melalui kegiatan kelompok kerja guru.
4.      Menciptakan terobosan baru dalam pembelajaran Guru yang profesional harus mampu menciptakan dan mempunyai prakarsa untuk menemukan terobosan baru dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik bagi murid. Dalam kegiatan kelompok kerja guru inilah guru bersama-sama memikirkan terobosan baru tersebut.






















BAB IV
PENUTUP
A.                Simpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa kelompok kerja adalah sekumpulan  2 orang atau lebih melakukan kerjasama dan saling memilkiki komitmen untuk mencapai tujuan yang telah disepkati bersama dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kelompok kerja ini ini mengutamakan kerjasama satu sama lain dan saling kebergantungan untuk mencapai tujuannya, tujuan dari kelompok kerja ini biasanya untuk mepermudah dalam hal pekerjaan.
Guru adalah seseorang yang memegang profesi atau jabatan seorang guru, bisa juga disebt guru karena dia mempunya keahlian dalam hal mendidik atau mengajar dalam sebuah lembaga atau pun tidak dalam sebuah lembaga. Guru tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. peningkatan mutu Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Secara Umum Kelompok kerja guru dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Sebagai tempat pembahasan dan pemecahan masalah bagi para guru yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas tentu beragam bentuk dan modelnya. Penganganan terhadap setiap persoalanpun untuk mencari jalan keluar jelas akan berbeda dengan persoalan lainnya. Dapat dipahami bahwa semua guru belum tentu berpengalaman seperti layaknya guru-guru senior yang mungkin saja memiliki lebih banyak teknik dan cara-cara dalam mengatasi persoalan terlebih-lebih persoalan belajar mengajar. Untuk itulah guru-guru baru atau guru lain yang memiliki persoalan yang menurutnya sulit dapat dipecahkan melalui Kelompok kerja guru dengan cara berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru lainnya.
B.            Rekomendasi
Dari pembahasan diatas maka dapat penulis memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1.      Untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas dan mensiasati permasalahan yang terjadi dalam pengajaran maka perlu dibentuk kelompok kerja guru untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang terjadi ditiap sekolah.
2.      Perlu perhatian pemerintah terhadap kelompok kerja guru untuk memfasilitasi hal tersebut, misalnya melalui pelatihan-pelatihan atau seminar.
3.      Guru diharapkan dapat berperan aktif dalam kelompok kerja guru dalam setiap pemebelajaran supaya permasalahan dalam hal pengajaran dapat menemukan solusi yang baik.
4.      Kelompok kerja guru diharapkan dapat menjadi solusi bagi pembelajaran ditiap sekolah-sekolah.


Thursday, 25 December 2014

Hekat Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Alloh yang paling sempurna, karena manusia dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut membuat manusia memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur ketiganya dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb.
Dalam Al qur’an surat Az-Zariyat (51) ayat 56, Alloh swt telah berfiman yang artinya kurang lebih demikian; “Aku (Alloh swt) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Dari tafsir tersebut terlihat jelas bahwa jin dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Alloh swt. Namun, banyak dari golongan manusia yang tidak dapat melakukan sebagaimana yang diharapkan oleh sang pencipta (Alloh SWT), malah manusia berbuat sebaliknya dan mengingkari apa yang telah dikaruniakan. Itu karena manusia belum memahami betul hakikat dirinya diciptakan dan diturunkan dibumi dilihat dari segi agama islam.
Dengan adanya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia memperoleh berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut.

Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
Ketika berbicara pendidikan maka kita akan berbicara mengenai definisi pendidikan. Pendidikan merupakan aktifitas rasional yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya. Manusia belajar dengan otaknya melalu rangkaian kegiatan menuju pendewasaan untuk mencapai kehidupan yang lebih berarti. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya. Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang belum kita tahu.

B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pandangan Manusia menurut Manusia ?
2.      Bagaimana Pandangan Manusia Menutut Tuhan ?
3.      Apa Inti dari Manusia?

C.           Tujuan Penulisan
1.      Membahas Pandangan Manusia menurut Manusia
2.      Membahas Pandangan Manusia Menutut Tuhan
3.      Membahas Inti dari Manusia

D.           Metode Penulisan
Metode dalam penulisan karangan Ilmiah ini adalah metode deskriftif kualitatif, dimana permasalahan bersifat apa adanya atau aktual dengan di iringi interprestasi rasional yang mampu dipertanggung jawabkan. Adapun sumber informasi diperoleh melalui studi kepustaka.








BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pandangan Manusia Menurut Manusia
1.             Socrates
Socrates (470-399 SM), orang Athena mengungkapkan pemikirannya tentang manusia dihadapan murid-muridnya. Tafsir (2010:8) mencatat sebagian pendapat Socrates tentang manusia. Dikatakan antara lain bahwa pada diri manusia terpendam jawaban mengenai berbagai persoalan dunia. Menurut Socrates, manusia itu bertanya tentang dunia dan masing-masing mempunyai jawaban tentang dunia. Tetapi, demikian Socrates seringkali manusia itu tidak menyadari bahwa dalam dirinya terpendam jawaban-jawaban bagi persoalan yang dipertanyakan. Karena itu perlu ada orang lain yang membantu orang itu mengemukakan jawaban-jawaban yang masih terpendam tersebut. Perlu ada seseorang membantu orang itu melahirkan ide yang ada dalam manusia tersebut. Berdasarkan pendapatnya itu, Socrates sering berjalan-jalan ditengah kota, dipasar, untuk berbicara dengan setiap orang yang dijumpainya untuk menggali jawaban-jawaban yang ada didalam diri orang itu dengan menggunakan metode tanya jawab yang kelaknya disebut metode Socrates (Socrates method). Socrates mengatakan adalah kewajiban setiap orang untuk mengetahui dirinya sendiri lebih dahulu jika ia ingin mengetahui hal-hal diluar dirinya. Menururt Socrates, salah satu hakekat (essence) manusia adalah ia ingin tahu dan untuk itu harus ada orang yang harus membantunya yang bertindak sebagai bidan yang membantu bayi lahir dari rahimnya.
2.             Plato

Ia memandang manusia terdiri dari jiwa dan tubuh. Dua elemen manusia ini memiliki esensi dan karakteristik yang berbeda. Jiwa adalah zat sejati yang berasal dari dunia sejati, dunia idea. Jiwa tertanam dalam tubuh manusia. sementara tubuh manusia adalah zat semu yang akan hilang lenyap bersamaan dengan kematian manusia. sedangkan ide tetap abadi. Sesuatu yang abadi terperangkap di dalam sesuatu yang fana, itulah nasib jiwa. Tubuh adalah penjara bagi jiwa. Sebagai zat yang berasal dari dunia idea, jiwa selalu ingin kembali ke dunia sejati itu. Manusia yang bagian sejatinya adalah jiwa yang terperangkap dalam tubuh, selalu merasa tidak bebas selama tubuhnya mengungkung jiwanya. Untuk membebaskan jiwa dari dunia fana dan kembali ke dunia idea, manusia harus memenuhi dirinya dengan hal-hal yang menjadi sifat utama dari jiwa. Sifat utama itu adalah rasionalitas, keutamaan moral dan kabajikan selama hidup di dunia ini. (Tafsir,2010: 9)
3.             Aristoteles
Aristoteles (384-322 sebelum masehi), seorang ahli fikir yunani menyatakan dalam ajaranya, bahwa manusia adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk yang bermasyarakat . dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Aristoteles mendefinisikan manusia. Aristoteles, seorang filosof Yunani, terkenal dengan gagasannya tentang manusia sebagai makhluk sosial; makhluk yang hidup bersama manusia yang lain; makhluk yang ada dan berelasi dengan manusia lain. Bahwa manusia itu makhluk sosial tidak hanya bermaksud menegaskan ide tentang kewajiban manusia untuk bersosialisasi dengan sesamanya, melainkan ide tentang makhluk sosial terutama bermaksud menunjuk langsung pada kesempurnaan identitas dan jati diri manusia. Mengapa demikian? Sosialitas adalah kodrat manusia. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia memerlukan manusia lain. Secara kodrati, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan dengan yang lain untuk belajar hidup sebagai manusia. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh dan menjadi insan dewasa karena dan bersama manusia lain. Maka definisi manusia sebagai makhluk sosial secara langsung bermaksud menegaskan bahwa hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan kepenuhannya. Hidup dan perkembangan manusia, bahkan apa yang disebut dengan makna dan nilai kehidupan manusia hanya mungkin terjadi dalam konteks kebersamaan dengan manusia lain. Makna dan nilai hidup akan tertuang secara nyata apabila manusia mengamini dan mengakui eksistensi sesamanya. Juga pemekaran sebuah kepribadian akan mencapai kepenuhannya jika manusia mampu menerima kehadiran sesamanya. (http://wwwyaindra.blogspot.com/2012/03/definisi-manusiamenurut-aristoteles.html)
4.             Imam Al-Ghazali
Di dalam buku filsafatnya, al ghazali menyatakan bahwa manusia mempunyai identitas esensial yang tetap, tidak berubah-ubah, yaitu al nafs (jiwanya). Yang dimaksud dengan al nafs adalah substansi yang beridiri sendiri, tidak bertempat dan merupakan “tempat pengetahuan-pengetahuan intelektual (al ma’qulat) berasal dari ‘ alam al malakut atau alam al amr. (Al ghazali Ma’arij Al quds). Hal. 51. 
Dari pembhasan oleh para ahli maka dapat disimpilkan bahwa Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. 

B.            Pandangan Manusia Menurut Tuhan
Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al-Quran surat Al-Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia itu dicipta Tuhan dari segumpal darah, QS.Al-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah, QS. Al-Rahman ayat 13 menjelaskan bahwa Al-Rahman (Allah) itulah yang menciptakan manusia. Masih banyak sekali ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.
Pengetahuan kita tentang asal kejadian manusia ini amat penting artinya dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru hasrus dijadikan pangkal tolak dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam. Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, jadi inilah salah satu hakikat wujud manusia.
Hakikat wujudnya yang lain ialah bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Salah satu sabda Rasulullah SAW mengatakan : “Tiap orang dilahirkan membawa fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”
Menurut hadits ini manusia lahir membawa kemampuan-kemampuan, kemampuan itulah yang disebut pembawaan. Fitrah yang disebut di dalam hadits itu ialah potensi. Jadi fitrah yang di maksud di sini ialah pembawaan.
Manusia adalah makhluk yang berkembang karena dipengaruhi pembawaan dan lingkungan, adalah salah satu hakikat wujud manusia. Dalam perkembangannya,manusia itu cenderung beragama, inilah hakikat wujud yang lain. Manusia mempunyai banyak kecenderungan, ini disebabkan oleh banyaknya potensi yang dibawanya. Dalam garis besarnya, kecenderungan itu dapat dibagi dua, yaitu kecenderungan menjadi orang yang yang baik dan kecenderungan menjadi orang yang jahat. Kecenderungan beragama termasuk ke dalam kecenderungan menjadi baik.
Al-Quran menjelaskan bahwa manusia itu mempunyai aspek jasmani, sebagaimana tercantum dalam QS.Al-Qashash : 77 “Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu dan kamu tidak boleh melupakan urusan dunia.” Yang dimaksud dengan “dunia” dalam ayat ini ialah hal-hal yang diperlukan oleh jasmani. Al-Syaibani juga mengutip tiga buah hadits dari nabi Muhammad SAW yang menerangkan pentingnya menjaga jasmani. Uraian di atas menunjukkan bahwa manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani. (Tafsir, 2010:14).

C.           Inti Manusia
Pengkajian tentang manusia dipandang dari berbagai aspek. Dari segi fisik disebut antropologi fisik. Dari sudut pandang budaya disebut antropologi budaya, sedangkan yang memandang manusia dari segi hakikatnya yaitu antropologi filsafat. Dari pandangan filsafat inilah yang menyebabkan pengkajian tentang hakikat manusia itu tidak pernah berakhir. Sehingga ada 4 aliran yang berbicara apa itu manusia. Aliran tersebut yaitu aliran serba zat yang mengatakan bahwa yang sungguh-sugguh ada itu adalah zat dan materi. Kedua, aliran serba ruh yang mengatakan bahwa segala sesuatu hakikatnya adalah ruh, begitupun manusia. Sementara zat hanyalah manfestasi dari ruh.
Ketiga, aliran dualisme yang merupakan gabungan dari zat dan ruh yang mengatakan bahwa manusia itu terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani, badan dan ruh. Keempat, aliran eeksistensialisme yang memandang manusia buakan dari zat dan ruh akan tetapi dari segi eksistensi manusia itu sendiri, yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.
Berdasarkan kenyataan bahwa manusia itu mempunyai jasmani dan roh, jiwa atau rohani. Maka ada empat macam pandangan tentang hal tersebut yaitu:
1.      Pandangan idealistis tentang badan manusia
2.      Pandangan materialistis tentang badan manusia
3.      Pandangan bahwa badan adalah musuh dari roh
4.      Pandangan bahwa badan manusia adalah jasmani yang di rohanikan ataupun sebaliknya.
Pengetahuan tentang hakikat manusia ini merupakan bagian yang sangat penting. Dengan demikian kita dapat mengetahui hakikat manusia, kedudukan dan fungsinya di alam semesta ini. karena manusia dalam pendidikan bukan saja sebagai objek namun juga sebagai subjek. Sehingga pendekatan yang dilakukan dan aspek yang dilaksanakan dapat direncanakan secara matang.
Sastraprateja mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang historis. Hakikat manusia sendiri adalah sejarah yang hanya dapat dilihat dalam perjalanan sejarah bangsa manusia. Pengamatan terhadap pengalaman manusia merupakan rangkaian Antropological Constant yaitu dorongan-dorongan dan orientasi yang tetap dimiliki manusia. Ada enam Antropological Constant yang dapat ditarik dari pengalaman sejarah umat manusia yaitu:
a.         Relasi manusia dengan kejasmanian, alam dan lingkungan ekologis
b.      Ketertiban dengan sesama
c.       Keterikatan dengan struktur sosial dan institusional
d.      Ketergantungan masyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat
e.       Hubungan timbal balik antara teori dan praktek
f.       Kesadaran religius dan pemeluk agama
Salah satu pemikir di abad modern yang mangkaji tentang hakikat manusia yaitu Alaxis Carrel yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang misterius, karena derajat perpisahan manusia dari dirinya berbanding terbalik dengan perhatiannya yang demikian tinggi terhadap dunia yang ada diluar dirinya.
Ibn Arabi melukiskan hakikat manusia bahwa tidak ada makhluk Allah yang lebih bagus dari pada manusia. Allah SWT membuatnya hidup, mengetahui, berkuasa, berkehendak, berbicara, mendengar, melihat dan memutuskan, yang merupakan sifat rabbaniyah.
Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme (kepercayaan atas ke-Esaan Tuhan), yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme (keagamaan), atau dualism (konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi) yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling meniadakan yaitu unsure materi dan rohani, yakni pandangan pluralism (bermacam-macam paham) yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam makro kosmos (Hukum-hukum yang terlaksana di alam semesta) atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada kesatuannya dua unsur, atau mono pluralism yang meletakkan hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Secara pribadi, manusia tidak pernah bisa menciptakan dirinya , akan tetapi bukan berarti bahwa ia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah ia dilahirkan dan eksistensinya (menganggap kebenaaran itu bersifat relatif) dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan peran serta atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi. (Tafsir. 2010:24)




























BAB III
KOMENTAR

Dari pembahasan makalah ini maka penulis dapat memberikan interprestasi pemikiran tentang pendapat dari para tokoh yang berpendapat tentang manusia.  Tentang pendapat Socrates tentang manusia dikatakan antara lain bahwa “Pada diri manusia terpendam jawaban mengenai berbagai persoalan dunia. Menurut Socrates, manusia itu bertanya tentang dunia dan masing-masing mempunyai jawaban tentang dunia. Tetapi, demikian Socrates seringkali manusia itu tidak menyadari bahwa dalam dirinya terpendam jawaban-jawaban bagi persoalan yang dipertanyakan. Karena itu perlu ada orang lain yang membantu orang itu mengemukakan jawaban-jawaban yang masih terpendam tersebut. Perlu ada seseorang membantu orang itu melahirkan ide yang ada dalam manusia tersebut.” Hemat penulis bahwa dengan adanya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia memperoleh berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut.
Plato berpendapat bahwa “Manusia terdiri dari jiwa dan tubuh.” Dua elemen manusia ini memiliki esensi dan karakteristik yang berbeda. Jiwa adalah zat sejati yang berasal dari dunia sejati, dunia idea. Jiwa tertanam dalam tubuh manusia. sementara tubuh manusia adalah zat semu yang akan hilang lenyap bersamaan dengan kematian manusia. sedangkan ide tetap abadi. Sesuatu yang abadi terperangkap di dalam sesuatu yang fana, itulah nasib jiwa. Tubuh adalah penjara bagi jiwa. Sebagai zat yang berasal dari dunia idea, jiwa selalu ingin kembali ke dunia sejati itu. Manusia yang bagian sejatinya adalah jiwa yang terperangkap dalam tubuh, selalu merasa tidak bebas selama tubuhnya mengungkung jiwanya. Untuk membebaskan jiwa dari dunia fana dan kembali ke dunia idea, manusia harus memenuhi dirinya dengan hal-hal yang menjadi sifat utama dari jiwa. Sifat utama itu adalah rasionalitas, keutamaan moral dan kabajikan selama hidup di dunia ini.

Al-ghazali berpendapat “Manusia mempunyai identitas esensial yang tetap, tidak berubah-ubah, yaitu al nafs (jiwanya).”  Dalam hal ini Al-ghazali lebih kepada inti dari manusia itu sendiri yaitu tentang keberadaan manusia. jadi, asal manusia dari suatu yang ada dan tak bergantung dari yang lain. Hakikat manusia ialah dari ruh yang ditiupkan oleh Tuhan. Artinya manusia tersusun dari zat yang ada dengan diberikannya ruh oleh Tuhan sehingga menyebabkan manusia dapat hidup. Manusia mempunyai fisik yaitu jasadnya. Selain jasad manusia juga mempunyai ruh atau yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera yakni berhubungan dengan jiwa mencakup ingatan, gagasan, imajinasi, kemauan, perasaan dan penghayatan.
Tuhan memberikan gambaran terhadap pendapt tentang manusia dalam kitabnya yang diwahyukan kepada setiap utusannya. Yang pada intinya adalah Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.
Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme (kepercayaan atas ke-Esaan Tuhan), yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme (keagamaan), atau dualism (konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi) yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling meniadakan yaitu unsure materi dan rohani, yakni pandangan pluralism (bermacam-macam paham) yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam makro kosmos (Hukum-hukum yang terlaksana di alam semesta) atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada kesatuannya dua unsur, atau mono pluralism yang meletakkan hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Secara pribadi, manusia tidak pernah bisa menciptakan dirinya , akan tetapi bukan berarti bahwa ia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah ia dilahirkan dan eksistensinya (menganggap kebenaaran itu bersifat relatif) dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan peran serta atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi.

























BAB IV
PENUTUP

A.           Simpulan
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. 
Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al-Quran surat Al-Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia itu dicipta Tuhan dari segumpal darah, QS.Al-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah, QS. Al-Rahman ayat 13 menjelaskan bahwa Al-Rahman (Allah) itulah yang menciptakan manusia. Masih banyak sekali ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.

Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme (kepercayaan atas ke-Esaan Tuhan), yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme (keagamaan), atau dualism (konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi) yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling meniadakan yaitu unsure materi dan rohani, yakni pandangan pluralism (bermacam-macam paham) yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam makro kosmos (Hukum-hukum yang terlaksana di alam semesta) atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada kesatuannya dua unsur, atau mono pluralism yang meletakkan hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Secara pribadi, manusia tidak pernah bisa menciptakan dirinya , akan tetapi bukan berarti bahwa ia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah ia dilahirkan dan eksistensinya (menganggap kebenaaran itu bersifat relatif) dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan peran serta atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi. (Tafsir. 2010:24)

B.            Saran
Demikian yang dapat penulisi paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.