"BERCERMIN"
Tujuan penciptaan manusia pada
hakikatnya ialah mencapai kesempurnaannya, dengan cara mengamalkan
perbuatan-perbuatan baik terhadap Tuhan khususnya umumnya terhada semua mahkluk
Tuhan secara sengaja (ikhtiari) demi mencapai puncak kesempurnaan (Insan Kamil)
tersebut yang tidak mungkin dapat dicapai kecuali dengan usaha, kehendak, dan
pilihannya. Akan tetapi, karena kesempurnaan ini tidak akan dapat dicapai
kecuali dengan cara pengamalan dan ibadah yang sifatnya ikhtiari (disengaja dan
disadari).
Kutipan dari Ibu Evi andriani “sholeh itu artinya bagus/baik. Tentu,
sesuatu itu dikatakan 'baik/bagus' karena memenuhi kriteria tertentu.
"Kedalaman dan pengamalan Ilmu" yang akan mengantarkan seseorang itu
kepada predikat sholeh/h.” Tidak banyak orang yang mengerti tentang arti
soleh/h ini, hanya saja sering orang mengatakan soleh itu adalah rajin
beribadah, shalat, puasa dan ber-amal baik, namun penulis berpendapat bahwa
soleh/h itu bukan terletak pada per-Ibadahan saja namun soleh/h ini lebih
kepada pancaran seseorang dalam bentuk tingkah laku dan mengerti apa yang dia
sedang lakukan khususnya kebaikan.
Soleh/h itu bukan pangkat tapi
derajat seseorang dimata Tuhan, jadi untuk kata soleh/h ini tidak ada
seorangpun yang tahu tentang derajatnya kecuali Tuhan itu sendiri, meskipun
dalam sebuah hadist ada salah satu cirri soleh/h itu “Dari Abu Hurairah r.a. bahawa Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
"Apabila seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara :
sedekah jariah,atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak yang
soleh yang berdoa untuk orang tuanya." (Hadith Sahih - Riwayat Muslim
dan lain-lainnya)
Tak ada
seorangpun manusia khususnya tidak ingin menjadi baik, namun proses pencapaian
tersebut haruslah terus-menerus karena untuk mencapai baik itu (soleh/h) bukan
hanya untuk dimata manusia, tetapi dihadapan Tuhan. Tidak ada motif lain dalam
hal ini hanya untuk bertemu dengan Tuhan, tidak hanya diakhirat kelak tapi
didunia pada saat ini. Pancaran kebaikan dalam diri seseorang adalah puncak
dari citra Tuhan kepada diri manusia.
Tuhan berkata dalam Hadis Qudsi
" Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, maka kuciptakan makhluk karena
Aku ingin dikenal " Hadis ini jangan dipahami bahwa Tuhan berhajat kepada
makluqnya untuk dikenal. Hadis itu harus dipahami sebagai wujud Cinta-Nya kepada Dzat-Nya sehingga Tuhan berkehendak
"menunjukan" kepada Diri-Nya akan Ke-Maha Semprnaan, Ke-Maha Indahan
dan Ke-Maha Kuasaan Diri-Nya dengan Diri-Nya pula yaitu dengan
"menciptakan" Dari Nur Muhammad
tercipta alam semesta berserta isinya. Nur Muhammad memancar sempurna ke
dalam diri Insan Kamil, puncaknya yaitu kepada Kanjeng Rosul Nabi Muhammad SAW.
Maka dalam perjalanan manusia dimuka bumi ini tidak lain adalah perjalan menuju
Tuhan. Tapi dalam proses perjalanan ini yang memang betul-betul diuji. Maka
Citra Tuhan yang berada dalam diri manusialah yang akan mengantarkan dirinya
terhadap Tuhannya kelak.

No comments:
Post a Comment