Oleh: Didim Dimyati
Cinta adalah yang tak dapat diketahui. Ia hanya dapat direalisasikan
apabila apa yang diketahui dipahami dan
ditransendensikan. Hanya apabila batin bebas dari yang diketahui, baru terdapat
cinta. Demikianlah, kita harus mendekati cinta secara negatif, bukan secara
positif. Apakah cinta itu bagi kebanyakan dari kita? Bagi kita, bila kita
mencinta, di situ terdapat kemilikan, dominasi, atau penghambaan. Dari
pemilikan ini muncul kecemburuan, dan takut kehilangan, dan kita mengesahkan
instink posesif ini. Dari kemilikan ini muncul kecemburuan dan konflik yang tak
terhitung jumlahnya yang kita semua kenal. Jadi, kemilikan bukanlah cinta.
Cinta juga bukan sentimental. Menjadi sentimental,menjadi emosional, berarti
tidak mencinta. Sensitivitas dan emosi hanyalah sekadar sensasi.
Hanya cinta dapat mengubah ketakwarasan, kebingungan, dan pergulatan.
Tidak ada sistem, tidak ada teori baik kiri maupun kanan yang dapat membawa
perdamaian dan kebahagiaan bagi manusia. Apabila terdapat cinta, tidak ada
kemilikan, tidak ada irihati; yang ada adalah pengampunan dan welas asih, bukan
dalam teori, melainkan secara actual Hanya cinta yang dapat menghasilkan
pengampunan dan keindahan, ketertiban dan kedamaian.
Kita mengenal cinta sebagai sensasi, bukan? Ketika kita berkata kita
mencinta, yang kita kenal adalah kecemburuan, ketakutan, kecemasan. Ketika Anda
berkata Anda mencintai seseorang, semua itu tersirat: irihati, keinginan
memiliki, keinginan memperoleh, mendominasi, takut kehilangan, dan sebagainya.
Semua itu kitanamakan cinta, dan kita tidak mengenal cinta tanpa rasa takut,
tanpa iri hati, tanpa pemilikan; yang kita namakan cinta tanpa-aku, cinta
murni, cinta ilahi, atau apa saja; tetapi faktanya ialah kita cemburu, kita
mendominasi, kita posesif. Kita akan tahu keadaan cinta itu hanya apabila
kecemburuan, iri hati, sikap memiliki, dominasi berakhir; Selama kita memiliki,
kita tidak pernah mencinta. cinta bukan berasal dari pikiran; dan oleh karena
hal-hal dari pikiran telah memenuhi hati kita, kita tidak memiliki cinta.
Hal-hal yang dari pikiran adalah kecemburuan, iri hati, ambisi, keinginan
menjadi sesuatu, keinginan mencapai sukses. Hal-hal dari pikiran ini memenuhi
hati Anda, lalu Anda berkata Anda mencinta;
Bila terdapat cinta, tidak terdapat kewajiban. Bila Anda mencintai seseorang, Anda berbagi segala
sesuatu dengan dia, harta Anda, permasalahan Anda, kecemasan Anda,
sukacita Anda. Anda tidak mendominasi. Anda bukan sang laki-laki dan dia
perempuan untuk dipakai dan dibuang, semacam mesin pembiak untuk melestarikan
nama Anda. Bila terdapat cinta, kata ’kewajiban’ lenyap. Laki-laki tanpa cinta
dalam hatinyalah yang berbicara tentang hak dan kewajiban.Peraturan telah
menjadi lebih penting dari pada kehangatan rasa sayang. Bila terdapat cinta,
masalahnya menjadi sederhana; bila tidak terdapat cinta, masalahnya menjadi
rumit. Bila orang mencintai seseorang dan anak-anaknya, ia tidak mungkin
berpikir tentang kewajiban dan hak.
No comments:
Post a Comment