Wednesday, 17 December 2014

BUKAN ITU MAKSUD KU (!)

Oleh: Didim Dimyati

Cinta adalah yang tak dapat diketahui. Ia hanya dapat direalisasikan apabila apa yang  diketahui dipahami dan ditransendensikan. Hanya apabila batin bebas dari yang diketahui, baru terdapat cinta. Demikianlah, kita harus mendekati cinta secara negatif, bukan secara positif. Apakah cinta itu bagi kebanyakan dari kita? Bagi kita, bila kita mencinta, di situ terdapat kemilikan, dominasi, atau penghambaan. Dari pemilikan ini muncul kecemburuan, dan takut kehilangan, dan kita mengesahkan instink posesif ini. Dari kemilikan ini muncul kecemburuan dan konflik yang tak terhitung jumlahnya yang kita semua kenal. Jadi, kemilikan bukanlah cinta. Cinta juga bukan sentimental. Menjadi sentimental,menjadi emosional, berarti tidak mencinta. Sensitivitas dan emosi hanyalah sekadar sensasi.
Hanya cinta dapat mengubah ketakwarasan, kebingungan, dan pergulatan. Tidak ada sistem, tidak ada teori baik kiri maupun kanan yang dapat membawa perdamaian dan kebahagiaan bagi manusia. Apabila terdapat cinta, tidak ada kemilikan, tidak ada irihati; yang ada adalah pengampunan dan welas asih, bukan dalam teori, melainkan secara actual Hanya cinta yang dapat menghasilkan pengampunan dan keindahan, ketertiban dan kedamaian.
Kita mengenal cinta sebagai sensasi, bukan? Ketika kita berkata kita mencinta, yang kita kenal adalah kecemburuan, ketakutan, kecemasan. Ketika Anda berkata Anda mencintai seseorang, semua itu tersirat: irihati, keinginan memiliki, keinginan memperoleh, mendominasi, takut kehilangan, dan sebagainya. Semua itu kitanamakan cinta, dan kita tidak mengenal cinta tanpa rasa takut, tanpa iri hati, tanpa pemilikan; yang kita namakan cinta tanpa-aku, cinta murni, cinta ilahi, atau apa saja; tetapi faktanya ialah kita cemburu, kita mendominasi, kita posesif. Kita akan tahu keadaan cinta itu hanya apabila kecemburuan, iri hati, sikap memiliki, dominasi berakhir; Selama kita memiliki, kita tidak pernah mencinta. cinta bukan berasal dari pikiran; dan oleh karena hal-hal dari pikiran telah memenuhi hati kita, kita tidak memiliki cinta. Hal-hal yang dari pikiran adalah kecemburuan, iri hati, ambisi, keinginan menjadi sesuatu, keinginan mencapai sukses. Hal-hal dari pikiran ini memenuhi hati Anda, lalu Anda berkata Anda mencinta;

Bila terdapat cinta, tidak terdapat kewajiban. Bila Anda mencintai seseorang, Anda berbagi segala sesuatu dengan dia, harta Anda, permasalahan Anda, kecemasan Anda, sukacita Anda. Anda tidak mendominasi. Anda bukan sang laki-laki dan dia perempuan untuk dipakai dan dibuang, semacam mesin pembiak untuk melestarikan nama Anda. Bila terdapat cinta, kata ’kewajiban’ lenyap. Laki-laki tanpa cinta dalam hatinyalah yang berbicara tentang hak dan kewajiban.Peraturan telah menjadi lebih penting dari pada kehangatan rasa sayang. Bila terdapat cinta, masalahnya menjadi sederhana; bila tidak terdapat cinta, masalahnya menjadi rumit. Bila orang mencintai seseorang dan anak-anaknya, ia tidak mungkin berpikir tentang kewajiban dan hak. 

No comments:

Post a Comment