Oleh: Didim Dimyati
Pendahuluan
Perpustakaan
Desa adalah perpustakaan yang diselenggarakan dipemukiman (Desa/Kelurahan)
diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat, untuk melayani
kebutuhan akan informasi dan bahan bacaan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan, sumber belajar , sebagai sarana rekreasi sehat (intelektual). Sebagaimana
yang dinyatakan oleh UNESCO , Perpustakaan Desa merupakan perpustakaan yang
terbuka bagi siapa saja dan tidak memandang ras, warna kulit, usia, jenis
kelamin, agama, bahasa, pendidikan dan status sosial. Berkenaan dengan hal
tersebut diatas jelas bagaimana peran dari perpustakaan desa itu sendiri. untuk
itu perlu saya sampaikan bahwa untuk mensukseskan hal tersebut dibutuhkan
sarana dan prasarana yang mendukung.
Minat
baca masyarakat Indonesia masih rendah. Kondisi saat ini tercatat satu buku
dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Direktur
Eksekutif Kompas Gramedia, Suwandi S Subrata sebagaimana ditulis dalam laman (www.kompas.com) pada Rabu
(23/12) yang menyebutkan bahwa pada tahun 2013 tercatat produksi buku di
Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk
Indonesia yang sekitar 240 juta, angka ini sangat memiriskan. Satu buku dibaca
80.000 orang. Jumlah ini sangat tidak masuk akal, katanya.
Untuk
itu perlu bagi pemerintah menyelenggarakan pembinaan perpusatakaan didesa
seperti pada saat ini telah dijalankan program Perpusru (Pengembangan
Perpustakaan Berbasis IT), mengingat pada saat ini teknologi semakin maju dan
percepatan waktu sangat cepat, maka perlu bagi pengelola dan objek yang akan
disambangi untuk menguasai Ilmu Teknologi selain dari ilmu pengelolaan
Perpustakaan desa. Selain itu kondisi Infrastruktur dan fasilitas yang mendukung masih sangat kurang mengingat
jumlah penduduk Indonesia sangat banyak.
Pembahasan
Seperti
apa yang telah diutarakan di atas bahwa masalah utama yang menghambat
pengembangan minat dan kebiasaan membaca adalah masalah kelangkaan koleksi
bahan bacaan serta faktor budaya membaca, oleh karena itu maka kita perlu
memikirkan bagaimana upaya untuk menetapkan suatu strategi yang dapat dianggap
efektif untuk menciptakan kebiasaan membaca pada seluruh lapisan masyarakat.
Kita berharap agar masyarakat pada saatnya nanti akan menjadi masyarakat
pembaca yang handal.
Untuk
menciptakan kebiasaan membaca memang memerlukan waktu yang lama. Salah satu
hasil pelatihan di Bali: “Pembinaan budaya gemar membaca membutuhkan waktu
lama, mungkin melebihi satu generasi” Pendapat ini benar akan tetapi hendaknya
kita jangan larut dalam pemikiran seperti ini, sebaiknya kita memikirkan atau
mencari solusinya dengan menetapkan berbagai alternatif yang bisa mempercepat
upaya untuk membuat seluruh lapisan masyarakat mampu dan ingin selalu membaca.
Dalam hal ini beberapa alternatif yang seyogyanya dapat merangsang tercapainya
kebiasaan membaca dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Fungsi Perpustakaan Desa Saat Ini
Sumber informasi memiliki tugas ganda:
1.
Menjamin
setiap anggota masyarakat sebagai pemakai informasi untuk kepentingannya.
2.
Menjamin
informasi sampai kepada pemakai dengan cepat dan dapat dipercaya.
Pada dasarnya manusia membutuhkan informasi, namun kadang dirinya
tidak menyadari hal itu. Kebutuhan informasi didorong oleh apa yang disebut Situasi
masalah, hal ini terjadi dalam diri manusia yang dirasakan tidak memadai
untuk mencapai satu tujuan tertentu dalam hidupnya. Dengan keadaan demikian
manusia membutuhkan input di luar dirinya (external resource).
Dan pendapat lain mengatakan bahwa kebutuhan manusia akan informasi didorong
oleh pengetahuannya yang kurang, jika seseorang datang ke suatu sistem
informasi (perpustakaan) untuk meminta informasi, maka dapat dipastikan bahwa
orang tersebut merasa tingkat pengetahuannya tidak cukup untuk menghadapi
situasi tertentu pada saat itu, 3 elemen penting dalam proses masuknya
informasi ke dalam diri manusia, yaitu:
1.
Kebutuhan
informasi merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi kekosongan tertentu dalam
diri manusia.
2.
Informasi
merupakan sesuatu diantara sumber eksternaldan “tempat kosong” di dalam pikiran
manusia.
3.
Dengan
demikian, informasi terjadi pada saat manusia memindahkan sesuatu dari sumber
eksternal ke dalam pikirannya; informasi bukan berada di dalam sumber
eksternal.
Perpustakaan akan memainkan perannya jika didalamnya terdapat pustakawan
yang sangat penting keberadaan dan perannya, karena tugas pustakawan adalah
menyediakan media dan data bibliografi serta memahami sejelas mungkin kebutuhan
pemakainya, lalu menciptakan fasilitas semudah mungkin bagi pemakai agar ia
dapat memenuhi kebutuhannya. Data bibliografi, sebagai bagian tak terpisahkan
dari media koleksi perpustakaan, menyediakan kesempatan bagi pemakai
perpustakaan untuk menggali informasi sesuai dengan kebutuhan.
Walaupun pada kenyataanya pemerataan perpustakaan desa sebagai
salah satu sarana untuk mencerdaskan anak bangsa, belum merata di semua wilayah
kesatuan Republik Indonesia, namun tuntutan akan kebutuhan informasi dan ilmu
pengetahuan dalam diri manusia semakin kompleks seiring perkembangan IPTEK dan
ledakan informasi. Kelambanan pemerataan hanya akan menciptakan masyarakat
tertinggal dan bodoh, selanjutnya tujuan untuk menciptakan masyarakat yang
berbasis ilmu pengetahuan tidak akan pernah tercapai. Kandungan UU Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan sampai saat ini telah
berusia 4 tahun.
No comments:
Post a Comment