Saturday, 27 December 2014

Kondisi Objektif Perpustakaan

Oleh: Didim Dimyati

Pendahuluan
Perpustakaan Desa adalah perpustakaan yang diselenggarakan dipemukiman (Desa/Kelurahan) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat, untuk melayani kebutuhan akan informasi dan bahan bacaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sumber belajar , sebagai sarana rekreasi sehat (intelektual). Sebagaimana yang dinyatakan oleh UNESCO , Perpustakaan Desa merupakan perpustakaan yang terbuka bagi siapa saja dan tidak memandang ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, agama, bahasa, pendidikan dan status sosial. Berkenaan dengan hal tersebut diatas jelas bagaimana peran dari perpustakaan desa itu sendiri. untuk itu perlu saya sampaikan bahwa untuk mensukseskan hal tersebut dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung.
Minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Kondisi saat ini tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Direktur Eksekutif Kompas Gramedia, Suwandi S Subrata sebagaimana ditulis dalam laman (www.kompas.com) pada Rabu (23/12) yang menyebutkan bahwa pada tahun 2013 tercatat produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, angka ini sangat memiriskan. Satu buku dibaca 80.000 orang. Jumlah ini sangat tidak masuk akal, katanya.
Untuk itu perlu bagi pemerintah menyelenggarakan pembinaan perpusatakaan didesa seperti pada saat ini telah dijalankan program Perpusru (Pengembangan Perpustakaan Berbasis IT), mengingat pada saat ini teknologi semakin maju dan percepatan waktu sangat cepat, maka perlu bagi pengelola dan objek yang akan disambangi untuk menguasai Ilmu Teknologi selain dari ilmu pengelolaan Perpustakaan desa. Selain itu kondisi Infrastruktur dan fasilitas yang  mendukung masih sangat kurang mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat banyak.
Pembahasan
Seperti apa yang telah diutarakan di atas bahwa masalah utama yang menghambat pengembangan minat dan kebiasaan membaca adalah masalah kelangkaan koleksi bahan bacaan serta faktor budaya membaca, oleh karena itu maka kita perlu memikirkan bagaimana upaya untuk menetapkan suatu strategi yang dapat dianggap efektif untuk menciptakan kebiasaan membaca pada seluruh lapisan masyarakat. Kita berharap agar masyarakat pada saatnya nanti akan menjadi masyarakat pembaca yang handal.
Untuk menciptakan kebiasaan membaca memang memerlukan waktu yang lama. Salah satu hasil pelatihan di Bali: “Pembinaan budaya gemar membaca membutuhkan waktu lama, mungkin melebihi satu generasi” Pendapat ini benar akan tetapi hendaknya kita jangan larut dalam pemikiran seperti ini, sebaiknya kita memikirkan atau mencari solusinya dengan menetapkan berbagai alternatif yang bisa mempercepat upaya untuk membuat seluruh lapisan masyarakat mampu dan ingin selalu membaca. Dalam hal ini beberapa alternatif yang seyogyanya dapat merangsang tercapainya kebiasaan membaca dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Fungsi Perpustakaan Desa Saat Ini

Sumber informasi memiliki tugas ganda:
1.      Menjamin setiap anggota masyarakat sebagai pemakai informasi untuk kepentingannya.
2.      Menjamin informasi sampai kepada pemakai dengan cepat dan dapat dipercaya.
Pada dasarnya manusia membutuhkan informasi, namun kadang dirinya tidak menyadari hal itu. Kebutuhan informasi didorong oleh apa yang disebut Situasi masalah, hal ini terjadi dalam diri manusia yang dirasakan tidak memadai untuk mencapai satu tujuan tertentu dalam hidupnya. Dengan keadaan demikian manusia membutuhkan  input di luar dirinya (external resource). Dan pendapat lain mengatakan bahwa kebutuhan manusia akan informasi didorong oleh pengetahuannya yang kurang, jika seseorang datang ke suatu sistem informasi (perpustakaan) untuk meminta informasi, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut merasa tingkat pengetahuannya tidak cukup untuk menghadapi situasi tertentu pada saat itu,  3 elemen penting dalam proses masuknya informasi ke dalam diri manusia, yaitu:
1.      Kebutuhan informasi merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi kekosongan tertentu dalam diri manusia.
2.      Informasi merupakan sesuatu diantara sumber eksternaldan “tempat kosong” di dalam pikiran manusia.
3.      Dengan demikian, informasi terjadi pada saat manusia memindahkan sesuatu dari sumber eksternal ke dalam pikirannya; informasi bukan berada di dalam sumber eksternal.
Perpustakaan akan memainkan perannya jika didalamnya terdapat pustakawan yang sangat penting keberadaan dan perannya, karena tugas pustakawan adalah menyediakan media dan data bibliografi serta memahami sejelas mungkin kebutuhan pemakainya, lalu menciptakan fasilitas semudah mungkin bagi pemakai agar ia dapat memenuhi kebutuhannya. Data bibliografi, sebagai bagian tak terpisahkan dari media koleksi perpustakaan, menyediakan kesempatan bagi pemakai perpustakaan untuk menggali informasi sesuai dengan kebutuhan.
Walaupun pada kenyataanya pemerataan perpustakaan desa sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan anak bangsa, belum merata di semua wilayah kesatuan Republik Indonesia, namun tuntutan akan kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan dalam diri manusia semakin kompleks seiring perkembangan IPTEK dan ledakan informasi. Kelambanan pemerataan hanya akan menciptakan masyarakat tertinggal dan bodoh, selanjutnya tujuan untuk menciptakan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan tidak akan pernah tercapai. Kandungan UU Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan sampai saat ini telah berusia 4 tahun.




No comments:

Post a Comment